Sebagai bagian dari rentang dan rumpun tanah Melayu, Pangkalpinang memiliki beragam adat istiadat dan budaya. Keanekaragaman etnis dari berbagai nusantara membentuk budaya yang unik dan menarik, serta kesenian tradisional yang terus berkembang pesat. Keanekaragaman budaya ini bersatu dalam sebuah kesatuan dan kebersamaan, sehingga tercipta rasa saling memiliki dan menghargai adat, tradisi dan budaya masing-masing. Keunikan-keunikan dari ragam budaya yang ada ini sangatlah menarik untuk Anda saksikan.
Kelekak Community
Berlokasi
di kawasan Hutan Taklok Tuatunu Pangkalpinang, 5 km dari pusat Kota,
Kelekak Community merupakan kawasan hutan masyarakat yang dikembangkan
menjadi eksotisme alam berbalut budaya lokal Bangka.
Di
sini wisatawan dapat menikmati keindahan alam hutan, permainan budaya
Bangka, rumah tradisional, peralatan dan perlengkapan tradisional
masyarakat Bangka, makanan khas Bangka serta tempat peribadatan masjid
kayu yang bercirikan budaya lokal.
Setiap
wisatawan yang berkunjung akan disuguhkan tarian khas Bangka sebagai
penyambut kedatangan. Selain itu destinasi budaya ini juga memiliki
miniatur Ka’bah yang bisa dijadikan lokasi manasik haji bagi masyarakat
Bangka.
Kemasan Kelekak
Community menjadi miniatur perkampungan masyarakat Bangka abad 18 yang
dibangun untuk menghadirkan bagaimana suasana kehidupan penduduk Bangka
dan kebiasaan sehari-hari.
Milang Ari
Milang
Ari adalah upacara yang berhubungan dengan crisis rate, atau upacara
yang berhubungan dengan tahapan tahapan kehidupan manusia khususnya yang
berhubungan dengan upacara kematian. Pihak keluarga yang meninggal
dunia mengadakan sedekah untuk mengenang yang meninggal dunia.
Dimulai
pada hari pertama sampai hari ketujuh, kemudian pada hari ke dua puluh
lima (Nyelawe), empat puluh hari, seratus hari (Nyeratus) kemudian
seribu hari (Nyeribu), kemudian dilaksanakan pada tiap tahun yang
disebut Naun.
Pawai Ta'aruf
Pawai
Ta'aruf, adalah pawai tradisional yang diikuti semua lapisan masyarakat
dan diadakan dalam menyambut hari-hari besar Islam, yang mana sebagian
besar mayarakat melakukan pawai keliling kota dengan menggunakan baju
muslim yang beraneka ragam.
Sambil
melantunkan salawat dan lagu-lagu Islami, mengusung replika Alquran dan
poster berisi pesan menjauhi maksiat. Upacara ini diadakan dalam Pawai
Ta’aruf ini menjadi tontonan yang menarik bagi wisatawan.
Peh Cun
Peh
Cun merupakan tradisi masyarakat Tionghoa untuk menghormati
meninggalnya seorang bangsawan yang sangat dicintai rakyat bernama Qu
Yuan (pada zaman dinasti Chu tahun 340 SM). Perayaan ini dilaksanakan
setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.
Masyarakat
Tionghoa beramai-ramai melaksanakan ritual di Pantai (di Pangkalpinang
dipusatkan di Pantai Pasir Padi). Prosesi ritual dilakukan mulai dengan
sembahyang kemudian dilanjutkan beramai ramai membuang kue Chang ke laut
(Kue yang terbuat dari Ketan dan diisi dengan daging atau udang)
sebagai simbol penghormatan.
Pada
tepat tengah hari tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek ada keunikan
dimana telor Ayam mentah yang masih segar dapat didirikan dan air laut
Pantai Pasir Padi mengalami puncak pasang surut yang sangat jauh sekitar
1 km.
Permainan Barongsai
Permainan
Barongsai biasanya dilakukan pada saat upacara dan biasanya digelar
saat bulan purnama atau pada acara acara khusus masyarakat keturunan
Tionghoa seperti peringatan Imlek, Cap Go Meh, Sembahyang Rebut (Ghost
Hungry), Sembahyang Kubur (Ceng Beng), Pot Ngin Bun, Peh Cun dan upacara
kemasyarakatan lainnya.
Pada acara
keagamaan biasanya pertunjukan Barongsai diadakan di Kelenteng kelenteng
besar Kota Pangkalpinang, seperti Kelenteng Kwan Tie Miau, dan
Kelenteng Satya Budi. Pertunjukan Barongsai juga sering dilombakan baik
dalam rangka memperingati hari-hari besar umat Kong Hu Cu atau event
kebudayaan dan kepariwisataan.
Ritual Ceng Beng
Ritual
Ceng Beng atau sembahyang kubur merupakan upacara perwujudan dari sikap
masyarakat Tionghoa yang sangat mencintai dan menghormati leluhurnya,
seluruh keluarga baik yang ada di Pangkalpinang atau di perantauan
berupaya untuk pulang dan melaksanakan ritual.
Kegiatan
Ritual dimulai dengan membersihkan kuburan atau pendem biasanya
dilakukan 10 hari sebelum pelaksanaan Ceng Beng. Puncak kegiatan
dilaksanakan pada tiap tanggal 5 April kalender Masehi. Kegiatan
dilaksanakan sejak dini hari hingga terbit fajar dengan melakukan
sembahyang dan meletakkan sesajian berupa aneka buah-buahan (sam kuo),
ayam atau babi (sam sang), arak, aneka kue, dan makanan vegetarian (cai
choi), uang kertas (kim cin) dan membakar garu (hio).
Suasana
di pekuburan khususnya di pekuburan Sentosa pada saat itu sangat
semarak dengan lampion dan beraroma hio yang menyengat hidung serta
diiringi dengan alunan musik Belaz Band atau Tanjidor.
Tradisi Nganggung
Sebagai
bagian dari rentang dan rumpun tanah Melayu, Pangkalpinang memiliki
beragam adat istiadat dan budaya. Keanekaragaman etnis dari berbagai
nusantara membentuk budaya yang unik dan menarik, serta kesenian
tradisional yang terus berkembang pesat.
Nganggung,
merupakan tradisi gotong royong masyarakat Kota Pangkalpinang dengan
membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan
tudung saji. Tiap pintu rumah (keluarga) membawa satu dulang yang
terbuat dari Kuningan, berisi makanan sesuai dengan status dan kemampuan
keluarga tersebut.
Tradisi Nganggung
sering juga disebut dengan adat Sepintu Sedulang. Tradisi ini biasanya
dilakukan pada upacara upacara keagamaan, seperti hari raya Idul Fitri
dan Idul Adha, Mauludan, Nisfu Sya’ban, dan pada kegiatan Muharam.
Kegiatan
Nganggung biasanya dilakukan di Masjid dan di Kota Pangkalpinang sering
dilaksanakan Nganggung Akbar di Rumah Dinas Walikota setelah
dilaksanakan pawai Taaruf.
Tradisi Ruwahan
Ruwahan
atau sedekah ruah merupakan upacara penyambutan terhadap kedatangan
bulan suci Ramadhan. Ruwahan dilakukan pada pertengahan bulan Sya’ban
sehingga sering disebut dengan Nisfu Sya’ban, pada bulan ini masyarakat
biasanya melakukan acara bersih kubur dan ziarah ke kuburan keluarga
masing masing.
Pada pekan pertengahan
bulan Sya’ban masyarakat melaksanakan acara sedekah ruah dengan
menyiapkan makanan, biasanya tidak ketinggalan gulai ayam atau daging
sapi untuk disantap bersama baik oleh keluarga maupun oleh tetangga
sekitarnya. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah
orang yang sudah meninggal dan merupakan warisan dari Hinduisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar