Sabtu, 17 Oktober 2015

Profil Kota Pangkal Pinang



PROFIL KOTA PANGKALPINANG 

 
SEJARAH SINGKAT DAN SEULAS PROFIL
Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil dan Otonomi Luas pada Kabupaten/Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang menjadi Dareah Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif sejumlah 25 orang yang terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota sebagai jabatahn Politis, sedangkan Sekretaris Daerah adalah pimpinan Aministratif/Birokrasi.
Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah otonom, sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua Tunu dan Bacang menjadi Kelurahan. Kota Pangkal Pinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan Kota di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekaligus merupakan ibu kota Provinsi. Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 7 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui, Pangkalbalam, Gabek, Bukit Intan, Girimaya dan Gerunggang. Memiliki wilayah seluas 118,408 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk 2011 sebanyak 180.250 jiwa dengan kepadatan 1.955 jiwa/km2. Saat ini dipimpin oleh Walikota Drs. H. Zulkarnain Karim, MM yang telah menjabat untuk periode kedua (2008-2013) sebelumnya telah menjabat untuk periode pertama 2003-2008.

Sungai Rangkui membelah kota yang berjulukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka sebagai titik nol kilometer kota, populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan Tionghoa suku Hakka yang datang dari Guangzhou. ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon. Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT. Timah Tbk. juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.
 Berkas:Lokasi Babel Kota Pangkal Pinang.svg

1. VISI DAN MISI PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG 
1.a. Visi Pemerintah Kota Pangkalpinang, yaitu “Menjadi Pusat Layanan Jasa dan Perdagangan di Babel Tahun 2013”.
1.b. Sedangkan Misi Pemerintah Kota Pangkalpinang adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;
2. mengurangi ketimpangan pendapatan dan secara berangsur mengurangi angka kemiskinan;
3. memantapkan ketahanan sosial dan kelambagaan masyarakat serta transfortasi perilaku kehidupan masyarakat;
4. menyediakan pendidikan bermutu dan terjangkau;
5. menyediakan pelayanan bidang kesehatan yang berkualitas;
6. menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik;
7. meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas infrastruktur untuk perluasan akses.

2. GEOGRAFIS WILAYAH
Kota Pangkalpinang adalah salah satu daerah otonomi yang letaknya di Pulau Bangka. Daerah ini berada pada garis 1060º 4’ sampai dengan 1060º 7 Bujur Timur dan garis 20º 4’ sampai dengan 20º 10’ Lintang Selatan dengan luas daerah seluruhnya 105,67 km². Berdasarkan Perda Kota Pangkalpinang No. 2 Tahun 2011 tentang Pemekaran Kelurahan dan Pembentukan Kecamatan dalam Wilayah Kota Pangkalpinang, jumlah Kecamatan di Kota Pangkalpinang menjadi 7 Kecamatan dan 42 Kelurahan yaitu Kecamatan Rangkui, Bukit Intan, Pangkal Balam,Gabek, Taman Sari, Gerunggang, dan Girimaya. 

Daerah ini terletak di bagian Utara berbatasan dengan Desa Pagarawan Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Timur berbatasan dengan Laut China Selatan dan sebelah Barat berbatasan Desa dengan Air Duren Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Kota Pangkalpinang merupakan daerah yang strategis ditinjau dari sudut geografisnya, dalam kaitannya dengan pembangunan nasional dan pembangunan daerah di provinsi baru. 

Hal ini dikarenakan Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi Pusat Pemerintahan dan Pemukiman Penduduk, Pusat Perdagangan dan Industri, Pusat Pelayanan Sosial, Pusat Administrasi Penambangan Timah dan Pusat Lembaga Keuangan. Sebagai pusat pengembangan wilayah Bangka Belitung dalam perkembangannya selama beberapa tahapan pembangunan, Kota Pangkalpinang telah mengalami beberapa kemajuan yang cukup pesat sehingga untuk mengatasi kebutuhan akan tanah perkotaan, wilayah seluas 31,70 km² telah dikembangkan menjadi 89,40 km². Keadaan tanah dan geologi umum Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-rata di bawah 5 dengan jenis tanah podzolik merah kuning, regosol, gleisol dan organosol yang merupakan pelapukan dari batuan induk. 

Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan untuk ditanami palawija. Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini; formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon, menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan inklusi mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan ada kalanya Amfibol Hijau. Hidrologi Di wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada umumnya sungai-sungai kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke Sungai Rangkui. 

Di samping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke Sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai prasarana transportasi sungai dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke laut. Anak Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an. Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang kalau dilihat morfologinya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang. 

 Adapun daerah yang tidak pernah tergenang terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah Timur yang berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang oleh air pasang (rob), daerah yang tergenang tersebut terutama Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman Sari. Iklim Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan variasi hujan antara 241,4 mm per bulan selama tahun 2011, dengan jumlah hari hujan rata-rata 18 hari setaip bulannya. Bulan yang terkering adalah bulan September. 

Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2011, misalnya bervariasi antara 23,3ºC - 32,3ºC, sedangkan kelembabannya berkisar antara 73,0 – 87,0 persen. Angin bergerak setiap hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 2,6 knot pada bulan Mei, yang terendah pada bulan November dan Desember sebesar 1,5 knot dan yang tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu 6,1 knot. 

3. TOPOGRAFI WILAYAH
Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada 2umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan laut dan kemiringan 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota berada didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m dpl dan Bukit Menara. 

Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di Kelurahan Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562 Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering yang dimanfaatkan untuk pemukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan negara dan lainnya. 

4. KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
4.1. Kependudukan
Jumlah penduduk kota Pangkalpinang berdasarkan data BPS tahun 2011 berdasarkan BPS Kota Pangkalpinang sebanyak 180.250 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 1.781 jiwa per km². Data ini menjadikan Kota Pangkalpinang sebagai daerah Otonomi terpadat dibandingkan daerah lainnya. Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan menunjukka sex ratio sebesar 103,73 artinya diantara 100 penduduk perempuan kota Pangkalpinang terdapat 103 penduduk laki-laki. 

Sex ratio ini bervariasi pada seluruh Kecamatan, seperti Gerunggang sebesar 106,41 Bukit Intan 102,91 Tamansari 103,11 Pangkalbalam 105,91, Kecamatan Girimaya 100,93, Kecamatan Rangkui 99,83 dan yang tertinggi pada Kecamatan Gabek mencapai 108,42 yang menandakan bahwa pada kecamatan ini jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung hingga bulan Juli 2012 tercatat sebanyak 213.613 jiwa. Namun jumlah ini bisa berubah setiap waktu, yang disebabkan oleh faktor kelahiran, migrasi dan kematian. 

4.2. Tenaga Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dalam status bekerja, sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Penduduk berumur 65 tahun ke atas (lansia) yang tidak mampu melakukan pekerjaan lagi dan kebutuhan hidupnya menggantungkan pada orang lain, bukan tergolong angkatan kerja. Begitu juga penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun, meskipun telah melakukan pekerjaan guna memenuhi/membantu kebutuhan hidup tidak termasuk dalam kategori kerja. Jumlah pencari kerja yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja Pangkalpinang pada tahun 2011 adalah sebanyak 758 orang. 

Jumlah penggangguran yang tercatat hingga tahun 2011 yang merupakan akumulasi pencari kerja dari tahun-tahun sebelumnya yakni sebanyak 12.051. Dari jumlah ini mayoritas berpendidikan SLTA dan sederajat sekitar 45 persen, sedangka pendidikan D1,D2,D3 dan Akademi sebanyak 52,54 persen serta sarjana dan magister sebanyak 30,94 persen dan sisanya berpendidikan Sekolah Dasar dan SMTP. Jumlah pengganguran ini sebenarnya lebih besar karena terdapat pengganguran yang tidak tercatat secara resmi di Dinas Tenaga Kerja. 

Besara Upah Minimum Kota Pangkalpinang yang ditetapkan adalah Rp. 1.265.000 per orang. Pada sektor bangunan upah per buruh yang dibayarkan lebih tinggi dibandingkan sektor yang lain, yaitu sebesar Rp 1.370.000. 5. SOSIAL EKONOMI Dilihat dari perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun selalu menunjukan arah perbaikan, pada tahun 2010 jumlah keluarga yang termasuk dalam Kelompok Pra Sejahtera mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 49 keluarga menjadi 28 keluarga. 

Begitu juga dengan kelompok Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III + mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah Panti Asuhan di Kota Pangkalpinang sebanyak 11 buah dengan jumlah anak asuh 333 orang. YPAC berjumlah satu, dengan anak asuh 15 orang. Dilihat dari perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun menunjukkan adanya gejala perbaikan. 

 5.1. PENDIDIKAN
Pendidikan Dasar dan Menengah Pembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang pada tahun 2011, untuk semua tingkatan mengalami sedikit perubahan. Pada tingkat SD/sederajat (68 SD Negeri, 17 SD Swasta dan 6 Madrasah Iftidaiyah), Jumlah SMP/sederajat (11 SMP Negeri, 13 SMP Swasta, dan 3 Mts), dan jumlah SMA/sederajat (5 SMU Negeri, 4 SMK Negeri, 8 SMU Swasta, 4 SMK Swasta, dan 3 Madrasah Aliyah), serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah (40 Taman Kanak-Kanak dan 10 Rhoudatul Atfal). Pada tahun 2011 jumlah murid SD/ sederajat 23.695 orang, murid SMPT/ sederajat 9.599 orang dan murid SMU/ sederajat sebanyak 9.540 orang. 

Pendidikan Tinggi Hal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2011 perguruan tinggi yang ada di Kota Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH PERTIBA yang telah berdiri pada tahun 1982, AKPER Pemkot Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT) yang telah hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun 1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001 telah dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma Luhur. 

Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan semakin besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta didik dari tahun ke tahun cukup mengembirakan. Pada tahun 2006 berdiri Universitas Bangka Belitung yang merupakan cikal bakal universitas negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan. 

 5.2. KESEHATAN
Dalam system kesehatan nasional dan rencana pokok program pembangunan jangka panjang bidang kesehatan, telah digariskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu tujuan dari pembangunan nasional. Banyak hasil di bidang kesehatan masyarakat telah dicapai namun masih banyak pula yang perlu ditingkatkan. Bila dibandingkan dengan profil kesehatan 2008, beberapa hasil kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan cukup mengalami peningkatan, namun ada juga yang mengalami hambatan. Profil ini memberikan gambaran mengenai derajat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari pola penyakit, gizi masyarakat dan angka kematian. 

Derajat kesehatan juga dipengaruhi/didukung oleh situasi demografi dan lingkungan. Pola 10 macam penyakit terbanyak tahun 2011 dalam wilayah kota Pangkalpinang adalah sebanyak 39.353 kasus, turun sebanyak 30%. Dibandingkan tahun 2010, dengan kondisi yang sama dimana jumlah terbanyak adalah penyakit saluran pernafasan bagian atas yang mencapai 48,74 persen. Faktor yang juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah faktor upaya kesehatan. Faktor upaya kesehatan terutama ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara merata dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini khususnya ditujukan pada penduduk kelompok rentan yaitu, bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. 

Gambaran Usaha Kesehatan dapat dilihat dari pelayanan kesehatan, jangkauan pelayanan kesehatan, dan Sumber Daya Kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan adalah pelayanan Keluarga Berencana, keberhasilan Program Keluarga Berencana pada tiap tahun dapat dilihat dari jumlah akseptor yang memperlihatkan tren positif tiap tahunnya, meski pun pada tahun 2011 mengalami penurunan. Pada tahun 2010, prosentase realisasi Akseptor baru mencapai 130,6 persen dari target, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu menjadi 109,49 persen. Cakupan peserta KB aktif terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2011 yang tercatat sebanyak 32.636 pasang dan jumlah peserta KB aktif sebanyak 11.593 pasang. Jenis Alat Obat Kontrasepsi (Alokon) yang digunakan adalah Suntikan sebesar 42,8 persen dan diikuti Pil sebesar 25,4 persen dari total peserta KB tahun 2011. 

5.3. PEREKONOMIAN DAERAH
Selama dua tahun terakhir yakni 2010 dan 2011 lalu, Kota Pangkalpinang dinyatakan mengalami peningkatan dari segi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, pada 2010 silam pertumbuhan ekonomi mencapai 6,21 persen sementara pada tahun lalu mencapai 6,40 persen. Angka tersebut merupakan angka tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan sektor ekonomi tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan sebesar 10,65 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa sebesar 9,76 persen. Serta sektor lain yang juga meningkat signifikan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 40,21 persen,” perekonomian kota Pangkalpinang selama lima tahun terakhir paling banyak ditopang sektor tersier. 

Hal tersebut dinilai semakin memperkokoh dan mempertegas pencapaian visi misi Kota Pangkalpinang sebagai kota pusat perdagangan dan jasa regional. Sektor tersier tersebut terdiri dari sektor perdangan, hotel, retoran, sektor pengangkutan, komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. sektor tersier berperan menujang perekonomian Pangkalpinang pada 2007 – 2008 sebesar 77,17 persen. Dan meningkat pada 2010 menjari 78,18 persen dan angka tertinggi pada 2011 mencapai 78,87 persen, sementara untuk sektor primer dan sektor sekunder terus mengalamai penurunan pada 2011. Sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan, pengalian yang berperan menopang perekonomian berkurang menjari 6,28 persen. 

Sedangkan sektor sekunder terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih dan sektor bangunan peranannya juga menurun yaitu sebesar 14,86 persen, sektor berikutnya yang menompang perekonomian Kota Pangkalpinang adalah sector jasa-jasa sebesar 23,63 persen pada tahun 2011, sedangkan untuk sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sebesar 8,28 persen, serta sector industry yang turut berperan sebesar 7,31 persen tahun 2011. Keadaan ekonomi konsumen di Bumi Pangkal Kemenangan selama kuartal III/2012 dinilai lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Bahkan pihaknya memprediksi kondisi ini terus berlanjut hingga akhir tahun. 

Hal ini dilihat dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Babel pada Kuartal III/2012 naik sebesar 110,91 dibandingkan dengan angka pada Kuartal II/2012. ITK adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui survey tendensi konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Dan dari ITK tersebut dapat diartikan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III tahun ini di Babel membaik. 

Membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III/2012 terutama didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai indeks 108,91), dan tidak berpengaruhnya tingkat inflasi terhadap konsumsi makanan rumah tangga (nilai indeks 117,51). Sedangkan nilai ITK Babel pada Kuartal IV/2012 diperkirakan sebesar 110,82, artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan IV/2012 diperkirakan membaik dengan tingkat optimisme sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2012 ini (nilai ITK sebesar 117,53). 

6. SARANA DAN PRASARANA
Empat tahun berjalan sejak dibuatnya RPJMD kota Pangkalpinang di tahun 2008 yang mana memiliki salah satu poin visi yaitu “Menjadikan Pangkalpinang sebagai pusat perdagangan di Bangka Belitung”. Untuk menjadi sebuah pusat perdagangan kota yang dapat memajukan pendapatan daerah haruslah didukung dengan infrastruktur yang memadai dan mendukung perekonomian suatu kota. Salah satu contohnya adalah pembangunan jalan, Jalan merupakan salah satu prasarana yang sangat berperan penting dalam menunjang kegiatan transportasi dan perdagangan di Kota Pangkalpinang. 

6.1. LISTRIK DAN AIR BERSIH
6.1.a. Listrik 

Pembangunan kelistrikan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan perkotaan, mendorong dan merangsang kegiatan ekonomi penduduk yang lebih produktif, seperti kegiatan industri. Listrik di Kota Pangkalpinang berasal dari pembangkit yang lokasinya berada di kabupaten Bangka. Dari tahun ke tahun hingga tahun 2008 jumlah pelanggan didaerah ini terus meningkat. Namun di tahun 2009 jumlah pelanggan mengalami penurunan sebesar 0,01 persen (6 pelanggan) yang disebabkan menurunnya jumlah pelanggan pada kelompok tarif usaha /hotel sebesar 2,33 persen. 

Walaupun jumlah pelanggan menurun, namun jumlah VA tersambung meningkat sebesar 2,89 persen sedangkan jumlah kWh yang terjual mencapai 152.758.595 kWh. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan mengalami peningkatan, jumlah kWh yang terjual mencapai 172.952.155 kWh. Pada tahun 2011 jumlah VA tersambung mengalami peningkatan sebesar 72,55 persen, dengan jumlah kWh yang terjual mencapai 215.581.414 kWh. 

6.1.b Air Bersih 

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pangkalpinang merupakan satu satunya perusahaan BUMD di daerah ini yang mensuplai air bersih ke rumah-rumah, tempat usaha dan sebagainya. Jumlah pelanggan air minum yang tercatat selama tahun 2009 adalah sebanyak 2.920 unit atau menurun sebesar 9,49 persen. Penurunan ini terjadi tiap tahunnya mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Penurunan jumlah pelanggan (khususnya pelanggan rumahtangga) dimungkinkan karena sering terjadinya kemacetan air akibat adanya kebocoran pipa dan sumber air yang mulai berkurang karena musim kemarau. 

Selain itu masyarakat yang berhenti berlangganan ini sebagian karena telah memiliki sumur air sendiri dengan cara membuat sumur bor. Pada tahun 2011 porsi terbanyak pelanggan adalah rumah tangga (91,20 persen), perusahaan, pertokoan dan industri (6,48 persen) dan sisanya 2,23 persen adalah hotel, instansi pemerintah, badan sosial, rumah sakit dan sebaginya. Dengan kondisi makin menurunnya persediaan air dan tingginya tingkat kebocoran, maka Kota Pangkalpinang masuk kategori sebagai daerah sulit/kekurangan air. 

6.2. TRANSFORTASI 

Transfortasi merupakan sarana yang cukup penting dalam mobilitas kegiatan ekonomi masyarakat, berbagai alternatif dapat dilakukan pelaku usaha untuk dapat mencapai tempat tujuan antara lain misalnya dengan menggunakan transfortasi darat. Pangkalpinang memiliki 4 terminal antar kota yang menghubungkan semua Kabupaten di Pulau Bangka, dengan menggunakan angkutan umum seperti Bus dan Travel yang hanya beroperasi mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB. Angkutan umum dalam kota atau secara lokal dikenal sebagai Angkutan Kota (Angkot) terdiri dari 5 rute meliputi: Pangkalpinang-Air Itam (berwarna Hitam), Pangkalpinang-Jl.Mentok (berwarna hijau), Pangkalpinang-Pangkalbalam (berwarna Merah), Depati Amir Pangkalpinang-Bandara (berwarna Kuning), dan Pangkalpinang-Selindung (berwarna biru). 

Biaya transportasi umum ini adalah sekitar Rp. 2.000,00 hingga Rp. 3.000,00 per orang. Transfortasi antar pulau dapat menggunakan Transfortasi Udara, dengan penerbangan setiap hari dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju bandara Depati Amir di Pangkalpinang. Maskapai yang melayani penerbangan ke Pangkalpinang antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air dan Lion Air. Kota ini juga dapat diakses dari Palembang melalui penerbangan harian yang dilayani oleh Sriwijaya Air. Pangkalpinang juga dikenal sebagai salah satu pelabuhan utama di lepas pantai Sumatera. 

Pelabuhan Pangkalbalam bertindak sebagai pelabuhan penumpang yang melayani perjalanan dari dan ke Jakarta dengan feri dan kapal cepat (fastboats) dari dan ke Tanjung Pandan di pulau Belitung. Alternatif lain dari Palembang, dapat dengan perjalanan laut melalui Pelabuhan Muntok, di Bangka Barat. Dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jetfoil dari Bom Baru Palembang ke Tanjung Kalian di Mentok, Bangka Barat, dan sekitar 3 jam perjalanan dengan busumum dari Mentok ke Pangkalpinang. 

6.3. TELEKOMUNIKASI
Telekomunikasi merupakan sarana menyampaikan informasi yang menggunakan media elektronik seperti Handphone, Telepon, Telex, Telegram dan lain-lain. PT. Telkom Indonesia selaku perusahaan BUMN yang menyelenggarakan sarana telekomunikasi pada tahun 2011 telah memasang sebanyak 12.502 Unit pesawat telepon di Kota Pangkalpinang. Tingginya minat masyarakat dalam menggunakan sarana telekomunikasi ini menumbuhkan minat perusahaan lain yang ingin meramaikan bursa bisnis telekomunikasi di Kota Pangkalpinang seperti PT. Telkomsel (dengan produknya Simpati dan AS), PT. Indosat (dengan produknya Mentari dan Matrik), dan PT. Excelindo (dengan produknya XL), yang memiliki jaringan cukup kuat. Guna memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk bidang pendidikan, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI telah melakukan kerja sama dengan pemerintah kota Pangkalpinang. 

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim dan Kepala Pustekkom Ari Santoso, di Gedung Kemdikbud, pada tanggal 09 November 2012. Kerja sama ini meliputi pengembangan infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan sistem informasi untuk mendukung layanan substansi pendidikan. 

Selain itu ada juga kerja sama untuk konten e-administrasi dan e-pembelajaran, seperti pemanfaatan aplikasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) online, pemanfaatan portal rumah belajar, penyiaran program radio dan televisi edukasi, dan pemanfaatan TV lokal untuk edukasi. untuk pemanfaatan fasilitas yang telah ada, kerja sama ini juga mencakup pengembangan konten dan sumber daya manusia (SDM). Pengembangan konten ini yaitu produksi konten audio, video dan multimedia, serta konten portal rumah belajar. Sementara untuk pengembangan SDM ada tiga pelatihan yang akan dilakukan antara pelatihan pemanfaatan konten berbasis TIK, pelatihan pengelolaan infrastruktur TIK, dan Pelatihan pengembang konten berbasis TIK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar