PROFIL KOTA PANGKALPINANG
SEJARAH
SINGKAT DAN SEULAS PROFIL
Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan UU Nomor 22 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil dan
Otonomi Luas pada Kabupaten/Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang menjadi Dareah
Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif sejumlah 25 orang yang
terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah dipimpin oleh Walikota
dan Wakil Walikota sebagai jabatahn Politis, sedangkan Sekretaris Daerah adalah
pimpinan Aministratif/Birokrasi.
Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi
vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah otonom,
sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua Tunu dan Bacang
menjadi Kelurahan. Kota Pangkal Pinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan
Kota di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sekaligus merupakan ibu kota Provinsi. Kota ini terletak di bagian timur Pulau
Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 7 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui,
Pangkalbalam, Gabek, Bukit Intan, Girimaya dan Gerunggang. Memiliki wilayah
seluas 118,408 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk 2011
sebanyak 180.250 jiwa dengan kepadatan 1.955 jiwa/km2. Saat ini dipimpin oleh Walikota
Drs. H. Zulkarnain Karim, MM yang telah menjabat untuk periode kedua
(2008-2013) sebelumnya telah menjabat untuk periode pertama 2003-2008.
Sungai Rangkui membelah kota yang berjulukan BERARTI
(BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka
sebagai titik nol kilometer kota, populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan
dibentuk oleh etnis Melayu dan Tionghoa suku Hakka yang datang dari Guangzhou.
ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda,
Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon. Kota Pangkalpinang
merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan,
dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam.
Kantor pusat PT. Timah Tbk. juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan
pusat aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.

1. VISI DAN MISI PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
1.a. Visi Pemerintah Kota Pangkalpinang, yaitu
“Menjadi Pusat Layanan Jasa dan Perdagangan di Babel Tahun 2013”.
1.b. Sedangkan Misi Pemerintah Kota Pangkalpinang
adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;
2. mengurangi ketimpangan pendapatan dan secara
berangsur mengurangi angka kemiskinan;
3. memantapkan ketahanan sosial dan kelambagaan
masyarakat serta transfortasi perilaku kehidupan masyarakat;
4. menyediakan pendidikan bermutu dan terjangkau;
5. menyediakan pelayanan bidang kesehatan yang
berkualitas;
6. menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik;
7. meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas
infrastruktur untuk perluasan akses.
2. GEOGRAFIS WILAYAH
Kota Pangkalpinang adalah salah satu daerah otonomi
yang letaknya di Pulau Bangka. Daerah ini berada pada garis 1060º 4’ sampai
dengan 1060º 7 Bujur Timur dan garis 20º 4’ sampai dengan 20º 10’ Lintang
Selatan dengan luas daerah seluruhnya 105,67 km². Berdasarkan Perda Kota
Pangkalpinang No. 2 Tahun 2011 tentang Pemekaran Kelurahan dan Pembentukan
Kecamatan dalam Wilayah Kota Pangkalpinang, jumlah Kecamatan di Kota
Pangkalpinang menjadi 7 Kecamatan dan 42 Kelurahan yaitu Kecamatan Rangkui,
Bukit Intan, Pangkal Balam,Gabek, Taman Sari, Gerunggang, dan Girimaya.
Daerah ini terletak di bagian Utara berbatasan dengan
Desa Pagarawan Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Dul Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, sebelah
Timur berbatasan dengan Laut China Selatan dan sebelah Barat berbatasan Desa
dengan Air Duren Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Kota Pangkalpinang
merupakan daerah yang strategis ditinjau dari sudut geografisnya, dalam
kaitannya dengan pembangunan nasional dan pembangunan daerah di provinsi
baru.
Hal ini dikarenakan Kota Pangkalpinang sebagai ibukota
provinsi mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi Pusat Pemerintahan dan Pemukiman
Penduduk, Pusat Perdagangan dan Industri, Pusat Pelayanan Sosial, Pusat
Administrasi Penambangan Timah dan Pusat Lembaga Keuangan. Sebagai pusat
pengembangan wilayah Bangka Belitung dalam perkembangannya selama beberapa
tahapan pembangunan, Kota Pangkalpinang telah mengalami beberapa kemajuan yang
cukup pesat sehingga untuk mengatasi kebutuhan akan tanah perkotaan, wilayah
seluas 31,70 km² telah dikembangkan menjadi 89,40 km². Keadaan tanah dan
geologi umum Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-rata di bawah
5 dengan jenis tanah podzolik merah kuning, regosol, gleisol dan organosol yang
merupakan pelapukan dari batuan induk.
Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis
tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta regosol kelabu muda
yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Keadaan tanah yang demikian
kurang cocok untuk ditanami padi, tetapi masih memungkinkan untuk ditanami
palawija. Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup
potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini;
formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon, menyusul Slate
berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah Trias Jura.
Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan inklusi
mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan ada kalanya Amfibol Hijau. Hidrologi Di
wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada umumnya sungai-sungai
kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke Sungai Rangkui.
Di samping Sungai Rangkui terdapat juga Sungai
Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai saluran utama
pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke Sungai Baturusa dan
berakhir di Laut Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai
saluran utama pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai prasarana
transportasi sungai dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke laut. Anak
Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air kolong kacang Pedang ke
Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an.
Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang
Pedang dan Kolong Kace. Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang kalau dilihat
morfologinya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga
keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim
hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai Rangkui yang membelah
Kota Pangkalpinang.
Adapun daerah yang tidak pernah tergenang
terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah Timur yang
berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan bagian tengah kota
yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang oleh air pasang (rob), daerah
yang tergenang tersebut terutama Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman
Sari. Iklim Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan
variasi hujan antara 241,4 mm per bulan selama tahun 2011, dengan jumlah hari
hujan rata-rata 18 hari setaip bulannya. Bulan yang terkering adalah bulan
September.
Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut, baik angin
maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2011, misalnya bervariasi antara
23,3ºC - 32,3ºC, sedangkan kelembabannya berkisar antara 73,0 – 87,0 persen.
Angin bergerak setiap hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari
Barat pada malam hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap
bulannya yaitu 2,6 knot pada bulan Mei, yang terendah pada bulan November dan
Desember sebesar 1,5 knot dan yang tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu
6,1 knot.
3. TOPOGRAFI WILAYAH
Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada
2umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan
laut dan kemiringan 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung dimana
bagian pusat kota berada didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit
mengelompok dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit yang
utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m dpl dan Bukit
Menara.
Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di Kelurahan
Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan
tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan
makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562 Ha,
lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering yang
dimanfaatkan untuk pemukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah
berupa rawa-rawa, hutan negara dan lainnya.
4. KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
4.1. Kependudukan
Jumlah penduduk kota Pangkalpinang berdasarkan data
BPS tahun 2011 berdasarkan BPS Kota Pangkalpinang sebanyak 180.250 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 1.781 jiwa per km². Data ini menjadikan Kota
Pangkalpinang sebagai daerah Otonomi terpadat dibandingkan daerah lainnya.
Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan menunjukka sex ratio sebesar
103,73 artinya diantara 100 penduduk perempuan kota Pangkalpinang terdapat 103
penduduk laki-laki.
Sex ratio ini bervariasi pada seluruh Kecamatan,
seperti Gerunggang sebesar 106,41 Bukit Intan 102,91 Tamansari 103,11
Pangkalbalam 105,91, Kecamatan Girimaya 100,93, Kecamatan Rangkui 99,83 dan
yang tertinggi pada Kecamatan Gabek mencapai 108,42 yang menandakan bahwa pada
kecamatan ini jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan. Jumlah penduduk Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka
Belitung hingga bulan Juli 2012 tercatat sebanyak 213.613 jiwa. Namun jumlah
ini bisa berubah setiap waktu, yang disebabkan oleh faktor kelahiran, migrasi
dan kematian.
4.2. Tenaga Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas dalam status bekerja, sementara tidak bekerja atau sedang mencari
pekerjaan. Penduduk berumur 65 tahun ke atas (lansia) yang tidak mampu
melakukan pekerjaan lagi dan kebutuhan hidupnya menggantungkan pada orang lain,
bukan tergolong angkatan kerja. Begitu juga penduduk yang berumur kurang dari
15 tahun, meskipun telah melakukan pekerjaan guna memenuhi/membantu kebutuhan
hidup tidak termasuk dalam kategori kerja. Jumlah pencari kerja yang tercatat
di Dinas Tenaga Kerja Pangkalpinang pada tahun 2011 adalah sebanyak 758
orang.
Jumlah penggangguran yang tercatat hingga tahun 2011
yang merupakan akumulasi pencari kerja dari tahun-tahun sebelumnya yakni
sebanyak 12.051. Dari jumlah ini mayoritas berpendidikan SLTA dan sederajat
sekitar 45 persen, sedangka pendidikan D1,D2,D3 dan Akademi sebanyak 52,54
persen serta sarjana dan magister sebanyak 30,94 persen dan sisanya
berpendidikan Sekolah Dasar dan SMTP. Jumlah pengganguran ini sebenarnya lebih
besar karena terdapat pengganguran yang tidak tercatat secara resmi di Dinas
Tenaga Kerja.
Besara Upah Minimum Kota Pangkalpinang yang ditetapkan
adalah Rp. 1.265.000 per orang. Pada sektor bangunan upah per buruh yang
dibayarkan lebih tinggi dibandingkan sektor yang lain, yaitu sebesar Rp
1.370.000. 5. SOSIAL EKONOMI Dilihat dari perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat dari tahun ke tahun selalu menunjukan arah perbaikan, pada tahun
2010 jumlah keluarga yang termasuk dalam Kelompok Pra Sejahtera mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 49 keluarga menjadi 28
keluarga.
Begitu juga dengan kelompok Sejahtera II, Sejahtera
III, dan Sejahtera III + mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah Panti
Asuhan di Kota Pangkalpinang sebanyak 11 buah dengan jumlah anak asuh 333
orang. YPAC berjumlah satu, dengan anak asuh 15 orang. Dilihat dari
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun menunjukkan
adanya gejala perbaikan.
5.1. PENDIDIKAN
Pendidikan Dasar dan Menengah Pembangunan sarana
pendidikan di Kota Pangkalpinang pada tahun 2011, untuk semua tingkatan
mengalami sedikit perubahan. Pada tingkat SD/sederajat (68 SD Negeri, 17 SD
Swasta dan 6 Madrasah Iftidaiyah), Jumlah SMP/sederajat (11 SMP Negeri, 13 SMP
Swasta, dan 3 Mts), dan jumlah SMA/sederajat (5 SMU Negeri, 4 SMK Negeri, 8 SMU
Swasta, 4 SMK Swasta, dan 3 Madrasah Aliyah), serta terdapat juga lembaga
pendidikan pra sekolah (40 Taman Kanak-Kanak dan 10 Rhoudatul Atfal). Pada
tahun 2011 jumlah murid SD/ sederajat 23.695 orang, murid SMPT/ sederajat 9.599
orang dan murid SMU/ sederajat sebanyak 9.540 orang.
Pendidikan Tinggi Hal lain yang cukup membanggakan
dari dunia pendidikan adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami
peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2011 perguruan tinggi yang ada di Kota
Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH PERTIBA yang telah berdiri pada
tahun 1982, AKPER Pemkot Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT)
yang telah hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun 1999
dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001 telah dirintis untuk
mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma Luhur.
Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut
memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan semakin
besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya untuk mengimbangi laju pertumbuhan
peserta didik dari tahun ke tahun cukup mengembirakan. Pada tahun 2006 berdiri
Universitas Bangka Belitung yang merupakan cikal bakal universitas negeri di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga
kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang memprakarsai pendirian
Akademi Kebidanan.
5.2.
KESEHATAN
Dalam system kesehatan nasional dan rencana pokok
program pembangunan jangka panjang bidang kesehatan, telah digariskan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu tujuan dari pembangunan nasional. Banyak hasil di bidang
kesehatan masyarakat telah dicapai namun masih banyak pula yang perlu
ditingkatkan. Bila dibandingkan dengan profil kesehatan 2008, beberapa hasil
kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan cukup mengalami
peningkatan, namun ada juga yang mengalami hambatan. Profil ini memberikan
gambaran mengenai derajat kesehatan masyarakat yang ditinjau dari pola
penyakit, gizi masyarakat dan angka kematian.
Derajat kesehatan juga dipengaruhi/didukung oleh
situasi demografi dan lingkungan. Pola 10 macam penyakit terbanyak tahun 2011
dalam wilayah kota Pangkalpinang adalah sebanyak 39.353 kasus, turun sebanyak
30%. Dibandingkan tahun 2010, dengan kondisi yang sama dimana jumlah terbanyak
adalah penyakit saluran pernafasan bagian atas yang mencapai 48,74 persen.
Faktor yang juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah
faktor upaya kesehatan. Faktor upaya kesehatan terutama ditujukan untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara merata dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini khususnya ditujukan pada
penduduk kelompok rentan yaitu, bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Gambaran Usaha Kesehatan dapat dilihat dari pelayanan
kesehatan, jangkauan pelayanan kesehatan, dan Sumber Daya Kesehatan. Salah satu
pelayanan kesehatan adalah pelayanan Keluarga Berencana, keberhasilan Program
Keluarga Berencana pada tiap tahun dapat dilihat dari jumlah akseptor yang
memperlihatkan tren positif tiap tahunnya, meski pun pada tahun 2011 mengalami
penurunan. Pada tahun 2010, prosentase realisasi Akseptor baru mencapai 130,6
persen dari target, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu
menjadi 109,49 persen. Cakupan peserta KB aktif terhadap Pasangan Usia Subur
(PUS) tahun 2011 yang tercatat sebanyak 32.636 pasang dan jumlah peserta KB
aktif sebanyak 11.593 pasang. Jenis Alat Obat Kontrasepsi (Alokon) yang
digunakan adalah Suntikan sebesar 42,8 persen dan diikuti Pil sebesar 25,4
persen dari total peserta KB tahun 2011.
5.3. PEREKONOMIAN DAERAH
Selama dua tahun terakhir yakni 2010 dan 2011 lalu,
Kota Pangkalpinang dinyatakan mengalami peningkatan dari segi pertumbuhan
ekonomi yang cukup signifikan, pada 2010 silam pertumbuhan ekonomi mencapai
6,21 persen sementara pada tahun lalu mencapai 6,40 persen. Angka tersebut
merupakan angka tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan sektor
ekonomi tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
sebesar 10,65 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa sebesar 9,76 persen.
Serta sektor lain yang juga meningkat signifikan yaitu sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 40,21 persen,” perekonomian kota Pangkalpinang
selama lima tahun terakhir paling banyak ditopang sektor tersier.
Hal tersebut dinilai semakin memperkokoh dan
mempertegas pencapaian visi misi Kota Pangkalpinang sebagai kota pusat
perdagangan dan jasa regional. Sektor tersier tersebut terdiri dari sektor
perdangan, hotel, retoran, sektor pengangkutan, komunikasi, sektor keuangan,
real estate dan jasa perusahaan. sektor tersier berperan menujang perekonomian Pangkalpinang
pada 2007 – 2008 sebesar 77,17 persen. Dan meningkat pada 2010 menjari 78,18
persen dan angka tertinggi pada 2011 mencapai 78,87 persen, sementara untuk
sektor primer dan sektor sekunder terus mengalamai penurunan pada 2011. Sektor
primer yang terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan, pengalian yang
berperan menopang perekonomian berkurang menjari 6,28 persen.
Sedangkan sektor sekunder terdiri dari sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih dan sektor bangunan peranannya
juga menurun yaitu sebesar 14,86 persen, sektor berikutnya yang menompang
perekonomian Kota Pangkalpinang adalah sector jasa-jasa sebesar 23,63 persen
pada tahun 2011, sedangkan untuk sektor pengangkutan dan komunikasi adalah
sebesar 8,28 persen, serta sector industry yang turut berperan sebesar 7,31
persen tahun 2011. Keadaan ekonomi konsumen di Bumi Pangkal Kemenangan selama
kuartal III/2012 dinilai lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Bahkan pihaknya memprediksi kondisi ini terus berlanjut hingga akhir
tahun.
Hal ini dilihat dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Babel pada Kuartal III/2012 naik sebesar 110,91 dibandingkan dengan angka pada
Kuartal II/2012. ITK adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang
dihasilkan BPS melalui survey tendensi konsumen (STK). ITK merupakan indeks
yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan
perkiraan pada triwulan mendatang. Dan dari ITK tersebut dapat diartikan bahwa
kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III tahun ini di Babel membaik.
Membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan
III/2012 terutama didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai
indeks 108,91), dan tidak berpengaruhnya tingkat inflasi terhadap konsumsi
makanan rumah tangga (nilai indeks 117,51). Sedangkan nilai ITK Babel pada
Kuartal IV/2012 diperkirakan sebesar 110,82, artinya kondisi ekonomi konsumen
pada triwulan IV/2012 diperkirakan membaik dengan tingkat optimisme sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2012 ini (nilai ITK sebesar
117,53).
6. SARANA DAN PRASARANA
Empat tahun berjalan sejak dibuatnya RPJMD kota
Pangkalpinang di tahun 2008 yang mana memiliki salah satu poin visi yaitu
“Menjadikan Pangkalpinang sebagai pusat perdagangan di Bangka Belitung”. Untuk
menjadi sebuah pusat perdagangan kota yang dapat memajukan pendapatan daerah
haruslah didukung dengan infrastruktur yang memadai dan mendukung perekonomian
suatu kota. Salah satu contohnya adalah pembangunan jalan, Jalan merupakan
salah satu prasarana yang sangat berperan penting dalam menunjang kegiatan
transportasi dan perdagangan di Kota Pangkalpinang.
6.1. LISTRIK DAN AIR BERSIH
6.1.a. Listrik
Pembangunan kelistrikan ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan dan perkotaan, mendorong dan merangsang
kegiatan ekonomi penduduk yang lebih produktif, seperti kegiatan industri.
Listrik di Kota Pangkalpinang berasal dari pembangkit yang lokasinya berada di
kabupaten Bangka. Dari tahun ke tahun hingga tahun 2008 jumlah pelanggan
didaerah ini terus meningkat. Namun di tahun 2009 jumlah pelanggan mengalami
penurunan sebesar 0,01 persen (6 pelanggan) yang disebabkan menurunnya jumlah
pelanggan pada kelompok tarif usaha /hotel sebesar 2,33 persen.
Walaupun jumlah pelanggan menurun, namun jumlah VA tersambung
meningkat sebesar 2,89 persen sedangkan jumlah kWh yang terjual mencapai
152.758.595 kWh. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan mengalami peningkatan, jumlah
kWh yang terjual mencapai 172.952.155 kWh. Pada tahun 2011 jumlah VA tersambung
mengalami peningkatan sebesar 72,55 persen, dengan jumlah kWh yang terjual
mencapai 215.581.414 kWh.
6.1.b Air Bersih
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pangkalpinang
merupakan satu satunya perusahaan BUMD di daerah ini yang mensuplai air bersih
ke rumah-rumah, tempat usaha dan sebagainya. Jumlah pelanggan air minum yang
tercatat selama tahun 2009 adalah sebanyak 2.920 unit atau menurun sebesar 9,49
persen. Penurunan ini terjadi tiap tahunnya mulai dari tahun 2001 hingga tahun
2009. Penurunan jumlah pelanggan (khususnya pelanggan rumahtangga) dimungkinkan
karena sering terjadinya kemacetan air akibat adanya kebocoran pipa dan sumber
air yang mulai berkurang karena musim kemarau.
Selain itu masyarakat yang berhenti berlangganan ini
sebagian karena telah memiliki sumur air sendiri dengan cara membuat sumur bor.
Pada tahun 2011 porsi terbanyak pelanggan adalah rumah tangga (91,20 persen),
perusahaan, pertokoan dan industri (6,48 persen) dan sisanya 2,23 persen adalah
hotel, instansi pemerintah, badan sosial, rumah sakit dan sebaginya. Dengan
kondisi makin menurunnya persediaan air dan tingginya tingkat kebocoran, maka
Kota Pangkalpinang masuk kategori sebagai daerah sulit/kekurangan air.
6.2. TRANSFORTASI
Transfortasi merupakan sarana yang cukup penting dalam
mobilitas kegiatan ekonomi masyarakat, berbagai alternatif dapat dilakukan
pelaku usaha untuk dapat mencapai tempat tujuan antara lain misalnya dengan
menggunakan transfortasi darat. Pangkalpinang memiliki 4 terminal antar kota
yang menghubungkan semua Kabupaten di Pulau Bangka, dengan menggunakan angkutan
umum seperti Bus dan Travel yang hanya beroperasi mulai pukul 06.00 sampai
18.00 WIB. Angkutan umum dalam kota atau secara lokal dikenal sebagai Angkutan
Kota (Angkot) terdiri dari 5 rute meliputi: Pangkalpinang-Air Itam (berwarna
Hitam), Pangkalpinang-Jl.Mentok (berwarna hijau), Pangkalpinang-Pangkalbalam
(berwarna Merah), Depati Amir Pangkalpinang-Bandara (berwarna Kuning), dan
Pangkalpinang-Selindung (berwarna biru).
Biaya transportasi umum ini adalah sekitar Rp.
2.000,00 hingga Rp. 3.000,00 per orang. Transfortasi antar pulau dapat
menggunakan Transfortasi Udara, dengan penerbangan setiap hari dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta menuju bandara Depati Amir di Pangkalpinang.
Maskapai yang melayani penerbangan ke Pangkalpinang antara lain Garuda
Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air dan Lion Air. Kota ini juga dapat diakses
dari Palembang melalui penerbangan harian yang dilayani oleh Sriwijaya Air.
Pangkalpinang juga dikenal sebagai salah satu pelabuhan utama di lepas pantai
Sumatera.
Pelabuhan Pangkalbalam bertindak sebagai pelabuhan
penumpang yang melayani perjalanan dari dan ke Jakarta dengan feri dan kapal
cepat (fastboats) dari dan ke Tanjung Pandan di pulau Belitung. Alternatif lain
dari Palembang, dapat dengan perjalanan laut melalui Pelabuhan Muntok, di
Bangka Barat. Dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jetfoil dari Bom Baru Palembang
ke Tanjung Kalian di Mentok, Bangka Barat, dan sekitar 3 jam perjalanan dengan
busumum dari Mentok ke Pangkalpinang.
6.3. TELEKOMUNIKASI
Telekomunikasi merupakan sarana menyampaikan informasi
yang menggunakan media elektronik seperti Handphone, Telepon, Telex, Telegram
dan lain-lain. PT. Telkom Indonesia selaku perusahaan BUMN yang
menyelenggarakan sarana telekomunikasi pada tahun 2011 telah memasang sebanyak
12.502 Unit pesawat telepon di Kota Pangkalpinang. Tingginya minat masyarakat
dalam menggunakan sarana telekomunikasi ini menumbuhkan minat perusahaan lain
yang ingin meramaikan bursa bisnis telekomunikasi di Kota Pangkalpinang seperti
PT. Telkomsel (dengan produknya Simpati dan AS), PT. Indosat (dengan produknya
Mentari dan Matrik), dan PT. Excelindo (dengan produknya XL), yang memiliki
jaringan cukup kuat. Guna memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk bidang pendidikan, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI telah melakukan kerja sama
dengan pemerintah kota Pangkalpinang.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota
kesepahaman antara Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim dan Kepala
Pustekkom Ari Santoso, di Gedung Kemdikbud, pada tanggal 09 November 2012.
Kerja sama ini meliputi pengembangan infrastruktur teknologi informasi
komunikasi dan sistem informasi untuk mendukung layanan substansi
pendidikan.
Selain itu ada juga kerja sama untuk konten
e-administrasi dan e-pembelajaran, seperti pemanfaatan aplikasi penerimaan
peserta didik baru (PPDB) online, pemanfaatan portal rumah belajar, penyiaran
program radio dan televisi edukasi, dan pemanfaatan TV lokal untuk edukasi.
untuk pemanfaatan fasilitas yang telah ada, kerja sama ini juga mencakup
pengembangan konten dan sumber daya manusia (SDM). Pengembangan konten ini
yaitu produksi konten audio, video dan multimedia, serta konten portal rumah
belajar. Sementara untuk pengembangan SDM ada tiga pelatihan yang akan
dilakukan antara pelatihan pemanfaatan konten berbasis TIK, pelatihan
pengelolaan infrastruktur TIK, dan Pelatihan pengembang konten berbasis TIK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar